Cari Apa Aja Di Sini

Google

Senin, 20 Desember 2010

Ada Tiket, Tapi Nggak Ada Bangku. Tanya Kenapa?

Yak kembali lagi bersama DJoniE dengan topik yang nggak jauh beda dari post sebelumnya yaitu tentang dunia persepakbolaan Indonesia. Kali ini gw mau cerita pengalaman pribadi dibalik pertandingan Indonesia vs Filipina yang kedua tanggal 19 Desember 2010.

Sebelum pertandingan ini dimulai, muncul masalah di dunia pertiketan. Mungkin akar permasalahan ini muncul karena nggak ada pembatasan pembelian tiket. Buktinya temen gw berhasil beli 12 tiket langsung tanpa dibatasi. Nggak adanya pembatasan pembelian tiket itu akhirnya membuka jalan yang lebar buat praktek percaloan. Orang yang bener-bener niat mau membela timnas malah nggak dapet tiket. Akhirnya mereka harus beli tiket dari calo yang naikin harga tiket seenak udelnya. Harusnya dikasih pembatasan pembelian tiket biar tiket yang terjual bisa dinikmati lebih merata diantara suporter. Jadinya semua penonton sama-sama bisa merasakan perjuangan mendapatkan tiket & nggak menyia-nyiakan tiket yang udah susah-susah mereka beli. Akhirnya tiket cepet habis tapi habisnya di beberapa orang aja karena mereka mampu beli borongan. Panitia (PSSI) pasti seneng karena tiket cepet abis. Tapi itu adil nggak sih? Akhirnya banyaklah suporter yang marah.

Tiba-tiba pada suatu hari, muncul kupon yang tujuannya buat menenangkan suporter yang udah ngantri tapi ternyata loket tutup. Ternyata eh ternyata kupon itu cuma jadi syarat buat ngantri tiket hari Minggu 19 Desember 2010 sebelum pertandingan dimulai. Ujung-ujungnya dulu-duluan ngantri lagi hari Minggu.

Trus kupon itu cuma tipuan dong? Ya silahkan diartian sendiri :)

Rabu, 15 Desember 2010

Garuda di Dadaku. Haruskah Turun dan Kembali Bertengger di Dindingku?

Ditengah suksesnya jalan Tim Nasinoal Sepak Bola Indonesia di ajang piala AFF, tiba-tiba muncul masalah tentang pemakaian lambang Garuda di kaos timnas Indonesia. David Tobing merasa penggunaan lambang Negara Indonesia (Garuda) di kaos timnas melanggar Undang-Undang No 24/2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (sumber: detik.com). Bahkan Pak David Tobing akan menggugat Presiden RI sampai Nike sebagai produsen kaos timnas tersebut.

Masalah ini pastinya bikin pendukung Timnas kebakaran jenggot. Bahkan pakar Telematika Roy Suryo yang juga salah satu anggota tim revisi UU No. 24/2009 itu ikutan angkat bicara. Menurut Bapak Roy Suryo, pemakaian lambang negara ini sah-sah saja sepanjang niatnya untuk membangkitkan harga diri bangsa. Banyak juga petinggi bangsa ini (seperti ketua DPR Marzuki Alie, dan anggota komisi II DPR Ruhut Sitompul) yang bilang klo Pak David Tobing cuma cari sensasi saja.

Tapi menurut Pak David Tobing sebagai penggugat, "Kaos bola berpotensi dikotori, robek, dan bahkan terkena tendang, terkena sikut, dilempar setelah dipakai. Dan harus diingat lambang negara yang ada di kaos bola pun akan mengalami hal yang sama". Penggunaan lambang negara di kostum timnas juga merupakan hal yang tidak lazim digunakan di kancah internasional, misalnya Argentina dengan logo federasi sepakbola di bajunya (AFA), Jerman dengan logo DFB, Prancis dengan logo FFF, Inggris dengan logo FA, Italia dengan logo FIGC atau Brasil dengan logo CBF. Jadi mungkin menurut Pak David Tobing, kita sebaiknya pakai lambang PSSI daripada pakai lambang Garuda.

Ada benarnya juga sih alasan Pak David itu. Padahal menurut gw, wibawa PSSI untuk saat ini lebih rendah daripada wibawa timnas sendiri. Buktinya, tiap gw nonton pertandingan timnas baik di TV atau langsung, terdengar suara-suara sumbang tentang Ketua PSSI. Dan rasanya semangat yang ditonjolkan di lambang yang digunakan para pemain timnas jadi berkurang. Kalo menurut pendapat pribadi abang DJonie sih, penggunaan lambang Garuda di kaos timnas Indonesia itu

Sabtu, 03 April 2010

Pandora dan Harapan yang Tersisa

Menurut mitologi Yunani, kehidupan di dunia ini dikendalikan oleh dewa-dewa yang menguasai elemen-elemen di dunia. Karena kekuasaan dewa inilah manusia diwajibkan memberikan persembahan kepada dewa. Suatu hari, manusia menipu Zeus (dewa petir, dewa tertinggi dalam mitologi Yunani). Manusia membuat dua tumpukan persembahan. Persembahan pertama berisi daging yang dilapisi kulit kerbau sehingga tampak tidak enak. Persembahan pertama adalah tulang yang dilapisi lemak sehingga kelihatan enak. Zeus pun tertipu dengan memilih tulang berlapis lemak.

Zeus akhirnya menyadari bahwa ia telah ditipu oleh Prometheus, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menghukum manusia. Zeus mengambil api dari muka bumi, sehingga manusia memang mendapatkan porsi yang baik dari hewan buruan, namun harus menikmatinya mentah-mentah.

Karena harus memakan makanan mentah, manusia pun mulai sakit-sakitan. Prometheus, seorang Titan yang sangat menyayangi manusia, tidak tega jika keadaan ini terus berlanjut. Kemudian, Prometheus menyalakan sebuah obor menggunakan api dari matahari. lalu berlari dan memberikan api itu kepada manusia.

Zeus sangat marah melihat kejadian itu, dan memutuskan untuk memberikan hukuman yang berat kepada Manusia dan Prometheus. Ia memerintahkan agar Prometheus dibawa ke gunung Caucasian untuk dirantai dan setiap hari hatinya akan dimakan oleh elang raksasa, untuk kemudian tumbuh lagi di malam hari.

Untuk menghukum manusia, Zeus memerintahkan Hephaestus, pandai besi para dewa, untuk menciptakan seorang gadis, wanita pertama yang keturunannya nantinya akan membawa petaka bagi ras pria. Kemudian semua dewa memberikannya berkah. Athena memberikannya kemampuan untuk menjahit, dan menenun. Aphrodite memberikannya kecantikan. Hermes memberikannya kemampuan untuk berbohong dan kelihaian berbahasa. Dewa-dewa olympian lainnya juga turut memberikannya berkah. Suara yang indah, rasa menyayangi, dan lainnya. Lalu Hermes memberinya nama "PANDORA" yang artinya "Berkah dari Semua" karena seluruh Olympian memberikannya berkah.

Zeus memberikannya dua hadiah, yang pertama adalah rasa ingin tahu yang besar dan yang kedua adalah sebuah kotak. Zeus berpesan pada pandora bahwa hadiah yang terakhir ini, hanya berharga selama masih berada di dalam kotak. Kemudian, Hermes mengantarkannya kepada Epimetheus yang saat itu sedang tinggal bersama manusia, sebagai hadiah.

Prometheus mengetahui hal ini dan telah memberitahukan kepada saudaranya, Epimetheus, untuk tidak menerima hadiah apapun yang diberikan oleh Zeus. Namun Pandora terlalu cantik untuk ditolak, sehingga Epimetheus pun menerimanya.

Tahun berlalu, hingga suatu hari, Pandora tidak mampu lagi menahan keingintahuannya dan membuka Kotak yang diberikan Zeus. Maka terlepaslah dari kotak itu, semua kejahatan dan penyakit yang akan membawa bencana bagi manusia. Pandora panik, dan langsung menutup kotak itu, namun yang tersisa di dasar kotak hanyalah satu, yakni "Harapan".

Ya itu cerita mitologi Yunani tentang Pandora. Seorang gadis yang dijadikan hukuman untuk manusia. Tapi sebetulnya apa salah Pandora sehingga ia menjadi alat penghukum manusia?

Pandora memiliki berkah dari semua dewa sehingga membuat dirinya hampir sempurna dimata manusia. Memang kesempurnaan bukanlah sebuah berkah. Justru kesempurnaanlah yang dapat menghancurkan manusia.

Lalu di dalam kotak yang dibawa Pandora, tersisa sebuah keburukan yaitu harapan. Mengapa harapan disebut sebagai keburukan? Bukankah dengan harapan manusia dapat menjalankan hidupnya? Tanpa harapan maka hidup manusia menjadi hambar tanpa semangat mencapai harapan tersebut. Tetapi ternyata dibalik sebuah harapan terdapat kutukan yang sangat kejam.

Harapan dapat membuat kita hidup dan selama kita terus hidup maka penderitaan dari isi kotak Pandora yang telah lepas akan terus kita rasakan. Seperti orang yang sakit parah. Ia dapat terus hidup karena ada harapan, tetapi selama hidupnya itu ia akan merasakan sakit karena penyakitnya tidak dapat disembuhkan.

Menurut Seorang filusuf Jerman bernama Friedrich Wilhelm Nietzsche:

"Zeus did not want man to throw his life away, no matter how much the other evils might torment him, but rather to go on letting himself be tormented anew. To that end, he gives man hope. In truth, it is the most evil of evils because it prolongs man's torment."
Yang artinya,
"Zeus tidak menginginkan manusia untuk mengakhiri hidupnya (bunuh diri), sebesar apapun bencana yang menyiksa manusia. Tetapi Zeus menginginkan manusia untuk melanjutkan hidup dengan diterpa oleh bencana yang baru. Untuk itu, Zeus memberikan harapan bagi manusia. Sebetulnya harapan adalah bencana terburuk dari bencana yang lainnya karena harapan memperpanjang penderitaan manusia."

Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan harapanmu, karena harapanmu dapat menjadi siksaan bagi dirimu sendiri.