Pada suatu hari, seorang anak meminta izin orang tuanya untuk keluar rumah. Orang tuanya tidak secara langsung memberi izin, tetapi mereka hanya memperingatkan bahwa dunia luar itu sangat kejam. Mereka melarang anaknya pergi ke tempat yang tidak boleh dituju seperti tempat lokalisasi, sarang penipu dan pemalsu, dan lainnya. Si anak menurut. Ia tidak akan pernah mendatangi tempat terlarang tersebut.
Setelah berada di dunia luar, sang anak kagum dengan suasana lain yang ia rasakan. Ada orang berbicara dengan bahasa asing. Banyak orang yang menggunakan peralatan canggih yang tidak dia mengerti, tetapi dia paham betul bahwa peralatan tersebut sangat membantu kehidupan orang yang memilikinya.
Setelah puas berkeliling dia pulang kerumahnya dan menceritakan semua pengalamannya. Orang tuanya tidak menanggapi. Mereka hanya berpesan bahwa peralatan canggih tersebut dapat menjadi barang yang berbahaya dan membawa anak itu mendekat ke tempat terlarang yang pernah mereka ceritakan. Si menyangkal, tetapi orang tuanya tetap bersikeras dengan pendapatnya. Si anak hanya dapat bertanya-tanya mengapa orang tuanya tidak dapat memahami kegunaan alat itu. Anak itu hanya dapat memendam kekesalan dan keheranannya.
Esoknya anak itu kembali pergi keluar rumahnya. Di sana ia mendapati bahwa orang-orang asing yang pernah ia temui itu dapat bepergian dengan cepat. Mereka menggunakan alat transportasi yang dapat bergerak dengan cepat. Mereka pergi dengan tangan kosong, kemudian kembali dengan tangan yang penuh dengan buku-buku pelajaran. Anak itu tertarik dengan buku bacaan yang ia lihat. Ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan untuk membaca dan meminjam beberapa buku. Anak itu pergi ke perpustakaan dengan berjalan kaki. Sesampainya di sana ia mendapati bahwa hari sudah menjelang sore. Dengan sedikit terburu-buru ia memilih buku yang dia sukai dan bergegas pulang.