Cari Apa Aja Di Sini

Google

Rabu, 15 Desember 2010

Garuda di Dadaku. Haruskah Turun dan Kembali Bertengger di Dindingku?

Ditengah suksesnya jalan Tim Nasinoal Sepak Bola Indonesia di ajang piala AFF, tiba-tiba muncul masalah tentang pemakaian lambang Garuda di kaos timnas Indonesia. David Tobing merasa penggunaan lambang Negara Indonesia (Garuda) di kaos timnas melanggar Undang-Undang No 24/2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (sumber: detik.com). Bahkan Pak David Tobing akan menggugat Presiden RI sampai Nike sebagai produsen kaos timnas tersebut.

Masalah ini pastinya bikin pendukung Timnas kebakaran jenggot. Bahkan pakar Telematika Roy Suryo yang juga salah satu anggota tim revisi UU No. 24/2009 itu ikutan angkat bicara. Menurut Bapak Roy Suryo, pemakaian lambang negara ini sah-sah saja sepanjang niatnya untuk membangkitkan harga diri bangsa. Banyak juga petinggi bangsa ini (seperti ketua DPR Marzuki Alie, dan anggota komisi II DPR Ruhut Sitompul) yang bilang klo Pak David Tobing cuma cari sensasi saja.

Tapi menurut Pak David Tobing sebagai penggugat, "Kaos bola berpotensi dikotori, robek, dan bahkan terkena tendang, terkena sikut, dilempar setelah dipakai. Dan harus diingat lambang negara yang ada di kaos bola pun akan mengalami hal yang sama". Penggunaan lambang negara di kostum timnas juga merupakan hal yang tidak lazim digunakan di kancah internasional, misalnya Argentina dengan logo federasi sepakbola di bajunya (AFA), Jerman dengan logo DFB, Prancis dengan logo FFF, Inggris dengan logo FA, Italia dengan logo FIGC atau Brasil dengan logo CBF. Jadi mungkin menurut Pak David Tobing, kita sebaiknya pakai lambang PSSI daripada pakai lambang Garuda.

Ada benarnya juga sih alasan Pak David itu. Padahal menurut gw, wibawa PSSI untuk saat ini lebih rendah daripada wibawa timnas sendiri. Buktinya, tiap gw nonton pertandingan timnas baik di TV atau langsung, terdengar suara-suara sumbang tentang Ketua PSSI. Dan rasanya semangat yang ditonjolkan di lambang yang digunakan para pemain timnas jadi berkurang. Kalo menurut pendapat pribadi abang DJonie sih, penggunaan lambang Garuda di kaos timnas Indonesia itu sah-sah saja. Coba kita buka Undang-Undang yang disebutkan di atas tadi (baca: UU No. 24/2009). Di pasal 52 e, disebutkan

Lambang Negara dapat digunakan:
sebagai lencana atau atribut pejabat negara, pejabat pemerintah atau warga negara Indonesia yang sedang mengemban tugas negara di luar negeri;

Nah menurut bang DJonie yang kurang begitu mengerti masalah hukum (baca: orang awam), timnas Indonesia itu bisa dikategorikan sebagai warga negara Indonesia yang sedang mengemban tugas negara di luar negri. Walaupun mereka main di Gelora Bung Karno ,yang secara geografis berada di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetapi mereka berjuang dalam kompetisi sepak bola bertingkat Internasional, jadi (menurut gw pribadi) sah-sah saja klo para pemain timnas dianggap sedang berjuang di luar negri. Pernyataan ini senda dengan Pak Roy Suryo. Tumben-tumbenan kita satu pendapat Pak. Lagian kan bangga juga melihat ada lambang negara di lapangan dan para pemain berjuang untuk membawa lambang itu berjaya di lapangan.

Jujur aja selama ini gw ketemu Garuda cuma bertengger di dinding sekolah atau ruang kuliah tanpa terasa maknanya dia di situ. Dengan membawa Garuda langsung ke lapangan kan jadi lebih terasa makna perjuangan sang Garuda membela tanah air. GARUDA TETAP DIDADAKU!! Jangan sampe Garuda cuma numpang bertengger di dinding sekolah tanpa terasa esensinya di sana.

Apapun hasil dari tuntutan ini gw harap tidak mengendurkan semangat juang dan mengganggu konsentrasi pemain timnas indonesia. Daripada ngeributin hal diluar lapangan gini kan lebih baik klo kita dukung perjuangan para pemain timnas yang sedang berjuang di lapangan. Betul nggak? Ayo timnas Indonesia. Jangan sampe jadi Runner-Up lagi. Udah sering banget kita jadi juara dua di kontes ini, waktunya jadi nomor satu!!! Jangan kecewakan Garuda yang ada di kaosmu!!!

2 komentar:

Angling-PiGee mengatakan...

nice read jon. klo kata gw jgn politasasi yg bukan bidang politik dong. Mentang2 SBY ga ada di jajaran capres selanjutnya :p

DJoniE mengatakan...

Tengkyu gan :)
Entah namanya politisasi ato apa, yg jelas gw memandang ini sebagai wujud dari yg namanya kurang kerjaan.. Pikirin yang pasti2 aja deh.. Jangan sampe hal nggak penting malah mengganggu hal yg penting...